Voice Control: Sejarah Singkat dan Pro-Kontranya
Posted on July 3, 2019

Popularitas asisten virtual terkenal seperti Siri, Alexa dan Google Assistant bertambah dalam satu dekade terakhir.  Aplikasi berbasis speech recognition ini praktis dan mudah digunakan. Berbagai macam hal dapat dilakukan tanpa menyentuh gadget Anda, seperti menyalakan musik, melihat ramalan cuaca, mengirim pesan singkat, bahkan membuat sebuah dokumen pun dapat dilakukan dengan fitur voice control ini.

Sejarah voice control sendiri berawal pada tahun 1952 disaat Bell Laboratories menciptakan Audrey. Namun, Audrey hanya dapat mengerti angka yang diucapkan oleh beberapa orang saja. Di tahun 1960-an, IBM mengeluarkan mesin Shoebox yang dapat mengerti 16 kata dalam Bahasa Inggris. Di dekade-dekade selanjutnya sistem berbasis voice recognition semakin berkembang, seperti dapat mengenali suara dari beberapa orang dan kosa kata yang dapat dipahami pun bertambah.

Di abad-21 ini, perkembangan voice control dipelopori dengan diciptakannya Google Voice Search untuk iPhone pada tahun 2008. Sekarang Google Voice Search berubah menjadi Google Assistant. Google Assistant pun menjadi aplikasi voice control yang lengkap bagi pengguna Android. Tiga tahun setelahnya, Apple memperkenalkan Siri, asisten virtual yang dapat digunakan untuk mengoperasikan device iPhone dan aplikasi-aplikasinya. Tahun 2014, Amazon mengeluarkan Alexa yang pertama kali digunakan di Amazon Echo and Amazon Echo Dot smart speakers.

Kehadiran sistem voice control ini sangat menguntungkan dalam berbagai aspek. Pertama, voice control membuat pekerjaan yang kita lakukan lebih efisien. Kita dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Kedua, voice recognition berguna untuk mengkoordinasikan perangkat-perangkat IoT. Asisten virtual yang biasa digunakan adalah Google Home dan Amazon Echo yang dapat digunakan untuk mengatur smart homes. Berikutnya, voice control dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan. Contohnya, membuat password yang harus diucapkan oleh sesorang tertentu. Voice control dapat menjadi sistem keamanan yang lebih baik daripada jenis password lainnya.

Namun, pada penggunaannya ada beberapa kelemahan dari voice control. Tidak semua kata dapat dimengerti oleh aplikasi speech recognition secara akurat. Selain itu, jika berada ditempat yang ramai, voice control belum tentu dapat mengerti apa yang kita ucapkan. Keterbatasan kosa kata yang dimengerti oleh perangkat voice control juga menjadi sebuah masalah.

Walaupun membantu dalam kehidupan sehari-hari, tetap ada beberapa hal yang memang lebih baik dilakukan secara manual, karena selalu ada kemungkinan aplikasi voice control tidak menginterpretasikan dengan benar. Kedepannya, teknologi voice control dapat dikembangkan dan dilatih untuk menjadi lebih baik dan selalu membantu kehidupan sehari-hari kita.

 

Pantau terus kelanjutan acara COMPFEST melalui media sosial kami di Instagram @COMPFEST, Twitter @COMPFEST, dan situs utama kami http://www.compfest.id (Editorial Marketing/Sarah)

Sumber:

https:/www.totalvoicetech.com/a-brief-history-of-voice-recognition-technology/

http:/www.happyscribe.co/blog/history-voice-recognition/

https:/www.totalvoicetech.com/how-voice-recognition-software-will-impact-your-life/

https:/blog.firstagenda.com/3-pros-and-cons-of-using-speech-recognition-in-your-business

Featured image: https:/techzillo.com/disable-voice-control/

© 2019 COMPFEST