Startup Academy Camp 2: Tunjukkan Nilai Bisnismu!
Posted on July 15, 2019

Startup Academy Camp 2 telah selesai dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu (13-14 Juli 2019) di GO-JEK HQ, Pasaraya Blok M. Di camp kedua ini, partisipan diberikan materi tentang cara mengatur keuangan dan tips marketing di dunia startup.

Startup Academy Camp 2 – Hari Pertama

Camp hari pertama dibuka dengan penyampaian materi tentang “Fundraising and Monetizing” oleh Ibu Dina Andini Rohali selaku CFO Hijup.com. Bu Dina menjelaskan kunci dari keuangan dan akuntansi dari startup. Selain itu, para peserta juga diberikan penjelasan lebih lanjut tentang tahap-tahap pendanaan startup dari pertama kali didirikan hingga telah menjadi startup yang stabil.

Saat di wawancara, Bu Dina berbagi pengetahuan dan pengalamannya selama bekerja sebagai CFO. Bu Dina menjelaskan bahwa startup memiliki dana dari funding, dimana setiap uangnya menghasilkan sesuatu. “Kita harus detail dan prudent. Monitor dan pencatatan harus rapi karena kita harus bertanggung jawab kepada stakeholder,” ujar Bu Dina saat ditanya tentang cara mengelola fundraising dan monetizing di tempat Beliau bekerja. “Saya senang melihat yang muda-muda tergerak dan antusias untuk mendalami ilmu lebih jauh,” tambah Bu Dina mengenai kesannya terhadap Startup Academy ini.

Penyampaian materi berikutnya bertemakan “Knowing who and how to get support in Indonesia Startup Ecosystem” oleh Ibu Elsye Yolanda selaku Operation Chief di GnB Accelarator. Beliau memaparkan tentang pentingnya investasi di dunia startup. Para peserta pun mendapatkan ilmu baru tentang tipe investor, tips dalam melakukan pitching dan juga cara membangun koneksi dengan para investor.

Setelah ishoma, sesi ketiga diisi dengan talkshow bersama Bapak Denny Santoso selaku Founder DigitalConversion dan DigitalMarketer.id yang bertemakan Marketing 4.0. Beliau menceritakan pengalamannya dalam membangun startup. Beliau juga menjelaskan tentang pentingnya mengetahui target market dan apa yang mereka butuhkan.

“Trend marketing itu frictionless, orang tidak bangun pagi dan mendefinisikan dirinya sebagai orang online atau offline. Perusahaan memikirkan bagaimana pelanggan bisa mendapat barangnya semudah mungkin. Tren marketing dipicu oleh banyaknya teknologi yang muncul,” Ujar beliau saat ditanya tentang tren marketing 4.0 dan faktor yang memicu perubahan tren marketing dari tahun ke tahun. “Ketika pelanggan diberikan pengalaman yang terbaik, disana mereka akan lebih menerima itu. Orang tidak lagi mencari produk saja, tapi mencari pengalaman berbelanja. Marketing 4.0 memberikan pengalaman yang menyenangkan dari online ke offline seperti QR code.” timbal beliau mengenai pemanfaatan marketing 4.0 untuk kesuksesan startup. “Bagi orang yang tidak mengerti marketing, mereka marketing dan sales suatu hal yang sama. Mereka lupa memikirkan market value. Akan ada menjadi masalah besar jika mereka (perusahaan atau startup) hanya berjualan produk secara fungsional. Persaingannya jelas akan banyak sekali. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah mengetahui hal yang dibutuhkan market dan nilai apa saja yang bisa ditawarkan sehingga kita tidak lagi berkompetisi disebuah komoditas, tapi kita bisa menawarkan sesuatu yang baru,” ujar beliau ketika ditanya tentang miskonsepsi dalam marketing.

Gigih, salah satu peserta dari tim Bandung Undergrads berbagi ceritanya selama mengikuti Startup Academy. “Banyak hal-hal yang mematahkan asumsi membuat startup itu seperti apa. Dengan bertemu orang-orang hebat, saya jadi belajar banyak,” ujar Gigih saat di wawancarai. “Kita selalu berpikir kita punya ide yang hebat, tapi ide hebat itu untuk kepala kita saja, belum tentu bagi orang lain ide kita itu bagus. Cara yang paling baik agar orang lain tahu ide kita menarik atau tidak adalah dengan bertanya langsung. Kita yang ingin membuat produk biasanya bikin dulu saja tanpa memastikan kalau orang-orang butuh itu. Tahu-tahu sudah jadi tapi belum tentu ada yang mau pakai,” tambahnya saat ditanya mengenai pengalaman selama mengikuti Startup Academy yang akan ia manfaatkan di masa depan.

Pada sesi terakhir, peserta diberikan penjelasan dan persiapan elevator pitch dibantu oleh para mentor. Elevator pitch yang sesungguhnya akan dilakukan di hari kedua camp 2, sehingga para partisipan dapat berlatih lebih banyak dulu.

Startup Academy Camp 2 – Hari ke-2

 Hari kedua diawali dengan pitching kepada investor oleh para peserta dan dinilai oleh juri yang berpengalaman dan ahli dalam bidangnya.

“Banyak proposal yang bagus dengan sudut padang yang menarik. Ada beberapa startup yang punya pendekatan unik dan kontekstual dengan zaman ini,” Ujar Pak Andreas Senjaya selaku salah satu juri. “Orang yang mampu membuat karya sangat penting untuk menjaga pertumbuhan inovasi di Indonesia. Kita selalu bisa membuat inovasi sebagai solusi sebuah permasalahan. Penggiat teknologi harus terus lahir, memperbaiki kualitas juga meningkatkan kreativitasnya supaya masalah yang kontekstual dan selalu muncul bisa selalu ada solusinya, sesuai dengan perkembangan zaman.” lanjut Pak Andreas tentang pentingnya penggiat teknologi di Indonesia. “Coba bangun kompetensi dan expertise setinggi-tingginya. Dengan expertise yang lebih tinggi, Anda akan punya privilege yang lebih bagus untuk bisa keep up dengan kompetisi dan menciptakan produk yang berkualitas. Selama masih di kampus, manfaatkan jaringan, waktu, dosen, pelajaran dan teman yang ada untuk dapat memperbaiki kualitas sebaik-baiknya. Nanti mau digunakan (kompetensi tersebut) sebagai jenjang karir di dunia entrepreneurship atau profesional adalah urusan belakangan. Yang terpenting, jika Anda berkualitas, maka akan punya daya untuk dapat berkontribusi,” pesan Pak Andreas kepada para penggiat teknologi khususnya mahasiswa.

Setelah melakukan pitching, para peserta melaksanakan sesi mentoring untuk terakhir kalinya. “Selama jadi mentor saya senang melihat mereka yang mengembangkan ide, masih semangat sekali.” Ujar Kak Wicak Hidayat tentang kesannya selama menjadi mentor. “Masalah terbesar di startup adalah perlu memahami pasar yang diincar. Kadang perhitungannya kurang dalam, seringkali masih harus di-challenge dan dilihat lagi perhitungannya. Hal paling utama saat bikin startup adalah mengenali siapa targetnya dan masalah yang ingin diselesaikan seperti apa. Untuk bisa menyelesaikan masalah itu, kita harus tahu orangnya seperti apa,” tambah Kak Wicak saat ditanya mengenai masalah terbesar dalam startup kelompok-kelompok yang beliau mentori. “Teknologi itu sudah seperti bahasa, ibaratnya kalau orang masuk sekolah itu harus belajar bahasa. Sekarang harus bisa memahami kerjanya teknologi itu seperti apa. Jangan sampai kita hanya bisa memakai tapi tidak paham. Bukan berarti semua orang harus bisa coding. Tapi, harus mengerti cara memakai, kerja dan konsepnya barang teknologi yang dipakai. Jadi, memahami teknologi itu harus,” timbal Kak Wicak mengenai pentingnya edukasi tentang teknologi bagi orang Indonesia. Terakhir, Kak Wicak berpesan kepada para penggiat teknologi di kalangan mahasiswa untuk selalu tetap membumi dan terus belajar banyak hal dari orang lain. Selain itu, Kak Wicak berharap agar mereka juga melihat aspek manusia dan dampak teknologi ciptaan mereka yang akan digunakan oleh orang lain.

Kegiatan hari kedua diakhiri dengan networking session dan awarding night. Pada sesi awarding night, hasil pengumuman juri menyatakan tiga kelompok terbaik, yaitu CGV Consulting sebagai peringkat ketiga, EndorseGo sebagai peringkat kedua dan partisipan terbaik pertama jatuh kepada Bandung Undergrads.

Selamat kepada para peserta terbaik dan teman-teman peserta Startup Academy lainnya. Masih ada Data Science Academy dan Software Engineering Academy lho, jadi jangan sampai kelewatan, ya! Pantau terus perjalanan COMPFEST di media sosial Instagram @compfest, Twitter @compfest, dan situs utama kami http://www.compfest.id (Editorial Marketing/Sarah)

© 2019 COMPFEST