Seminar Talent-gap Dengan Bintang-bintang
Posted on October 4, 2019

Pada tanggal 29 September 2019, Main event hari kedua COMPFEST X berlangsung. Seperti hari sebelumnya, terdapat playground dimana peserta dapat bermain banyak games untuk mengumpulkan poin, dan seminar-seminar yang dipersembahkan pembicara-pembicara yang diundang. Setiap peserta mempunyai alasan utama untuk datang ke balairung UI pada hari itu, mulai dari main di playground, menonton konser Kunto Aji dan Sal Priadi, hingga mendapatkan merchandise gratis COMPFEST X. Namun untuk saya, ada satu alasan yang memiliki prioritas lebih tinggi dari semua aktivitas main event COMPFEST X hari  : Seminar Talent Gap pak Giri Kuncoro, seorang senior software engineer di Gojek indonesia.

Seminar pak Giri Kuncoro adalah seminar yang sangat berkesan bagi saya, bahkan, paling berkesan dari seluruh seminar COMPFEST X yang semuanya sudah berkesan. Pak Giri Kuncoro adalah orang yang dapat menyampaikan materinya dengan baik, seru, dan inspiratif. Dia mempunyai portofolio yang panjang dan mengagumkan, seperti pengalaman kerja dia di Sillicon Valley dimana dia bertemu dengan programmer-programmer “selebriti” seperti Guido van Rossum, pembuat bahasa pemrograman Python.

Materi yang dia sampaikan adalah tentang Talent gap. Ringkasannya, Indonesia adalah negara dengan perkembangan ekonomi digital yang sangat, sangat, pesat. Perkembangan itu membuat permintaan (demand) untuk orang-orang bidang IT naik lebih cepat dibandingkan kenaikan penawaran (supply) orang-orang di bidang IT. Bahkan sekarang pun, kesenjangan antara supply dan demand bakat IT di Indonesia sudah cukup besar, dan akan terus membesar.

Karena pak Giri Kuncoro adalah orang yang sangat keren dan hebat, dia juga pernah berbicara ke salah satu menteri Indonesia tentang masalah ini. Menteri menkominfo menjelaskan ke pak Giri bahwa Indonesia sedang merencanakan untuk mengadakan mata pelajaran IT di kurikulum sekolah, untuk meningkatkan bakat di bidang IT dan mengatasi kesenjangan supply dan demand. Menurut pak Giri, ini adalah solusi jangka panjang yang baik, namun menurut dia kita perlu bertingkah sekarang juga.

Jadi apa yang kita, sebagai mahasiswa dan rakyat Indonesia secara umum, dapat lakukan untuk membantu mengatasi masalah talent gap? Untuk para mahasiswa bidang IT dan peserta COMPFEST X, pak Giri menganjurkan untuk bekerja di bidang IT, karena banyak orang yang mendalami bidang IT namun memilih karir di bidang yang berbeda. Untuk meningkatkan kualitas bakat IT, pak Giri juga menyarankan kita mencari mentor yang baik, membuat portofolio yang bagus, dan juga memperluas sudut pandang kita dan melihat status IT secara global, bukan hanya Indonesia saja.

Untuk menutup seminar nya, pak Giri meminta para penonton seminar untuk melihat keatas. Dia menanya penonton dimana bintang-bintang, walaupun kita sedang di dalam ruangan ber-atap dan seminar diadakan di siang hari. Lalu dia menjawab pertanyaan dia sendiri dan bilang bahwa bintang-bintang sedang duduk di depan dia. Menurut dia, peserta COMPFEST X, yang kebanyakan mahasiswa di bidang IT, akan menjadi bintang-bintang yang bersinar terang setelah kita menyelesaikan persiapan kita dan turun ke dunia kerja. Namun, dia juga menekankan bahwa untuk menjadi bakat IT yang hebat, kita tidak perlu berasal dari bidang IT. Banyak sekali orang yang mengajarkan dirinya sendiri dan berhasil menjadi software engineer yang hebat. Asalkan ada panggilan didalam seseorang untuk menjadi programmer, maka orang itu dapat menjadi bakat IT yang hebat.  Kita adalah solusi dari masalah talent gap, jika kita menjawab panggilan itu. Kita adalah calon bintang-bintang.

(EDM/Kyo)

 

© 2019 COMPFEST