Halo, Igniters!
Pekan kemarin, tepatnya pada tanggal 7 dan 8 September 2019, telah dilaksanakan Indie Camp dan final dari Indie Game Ignitedi Fasilkom UI dan ada pula yang dilaksanakan di STMIK Nusa Mandiri Margonda.
Hari Pertama (Sabtu, 7 September 2019)
Di Sabtu pagi yang cerah kemarin, acara Indie Camp dimulai dengan seminar oleh Ken Lai di STMIK Nusa Mandiri Margonda. Seminar tersebut mulai tepat pada pukul 10:20 pagi.
Ken Lai adalah CEO dari Brandoville by Lemon Sky dan co-owner dari Lemon Sky Studios. Brandoville by Lemon Sky didirikan pada tahun 2018 dan merupakan studio independen pertama di Indonesia yang memproduksi proyek berkualitas tinggi, game-game yang terkenal, serta serial animasi TV episodik terkenal di seluruh dunia.
Seminar yang dipaparkan oleh Ken Lai berisi tentang jatuh-bangun dia mulai dari kuliah di Kanada sampai menjadi CEO dan co-owner seperti sekarang. Ia lahir di Hong Kong, lalu pindah ke Kanada bersama keluarganya. Ia belajar di Vancouver Film School dan University of Toronto. Setelah lulus, Ia melanjutkan karirnya di EA Kanada, dimana Ia mengembangkan games selama lebih dari 7 tahun sebagai Lead and Technical Artist, memproduksi berbagai macam game terkenal seperti Resident Evil: Operation Raccoon City. Sejak itu, Ia memiliki pengalaman manajemen eksekutif lebih dari 15 tahun dalam industri animasi dan game. Dengan menggunakan pengalaman dan tekadnya yang tak pernah berakhir, Ia terus mendorong potensinya sambil mendorong individu di sekitarnya untuk mencapai melampaui status-quo.
Setelah mendengar seminar dan sesi tanya jawab, para finalis dimobilisasikan untuk istirahat, sholat, dan makan di Fasilkom UI. Setelah itu, tepatnya pukul 1 siang, mereka mengikuti sesi mentoring bersama para mentorsampai jam setengah 5 sore. Setelah itu, mereka briefing presentasi yang akan dilaksanakan kemudian hari.
Hari Kedua (Minggu, 8 September 2019)
Ada 13 tim yang berhasil mencapai tahap final Indie Game Ignite, satu tim terdiri dari 1 sampai 3 orang. Hari kedua dimulai dengan registrasi para finalis pukul 9 pagi.
Di hari kedua dan terakhir ini adalah saatnya untuk para finalis presentasi tentang game yang mereka buat di depan para juri. Panelis juri termasuk Ar Cahyadi Indra (Game Programmer di Agate), Rudy Rachman Indrawanto (Game Director di Vifth Floor), Mega Denditya Mardiyanto (CEO of Chocoarts), dan Charles Juliandhika (Art Production Manager di Brandoville).
Saat ISHOMA, tim kami diberi kesempatan untuk mewawancarai salah satu finalis yaitu Adam. Adam masih duduk di bangku SMA, yaitu di SMAN 1 Depok. Adam tahu COMPFEST dari group gamers di Facebook . Alasan Adam mengikuti kompetisi adalah karena dia memang tertarik dengan game dan game development, serta mengincar hadiah utama yang berupa uang. Dia mendapat banyak ilmu selama mengikuti Indie Game Ignite COMPFEST.
Tim kami juga diberikan kesempatan untuk mewawancarai saudara Charles Juliandhika selaku Art Production Manager di Brandoville. Ini adalah pertama kali Ia menjadi juri. Ia merasa senang diundang untuk menjadi juri di Indie Game Ignite. Pesan untuk COMPFEST dari Charles adalah untuk tetap mengadakan kompetisi seperti Indie Game Ignitetiap tahun.
Setelah presentasi sesi kedua, para finalis dimobilisasikan ke Balai Sidang, Universitas Indonesia untuk acara Awarding Night, dimana para pemenang dari semua kompetisi yang ada di COMPFEST diumumkan.
Dari 194 tim yang mendaftar, 13 tim yang masuk final, berikut adalah pemenang dari Indie Game Igntite:
Game Of The Year: HeavyNano Studio
Best Visual: Maku
Best Mechanic: Naga Air
Best Sound: Ibrahim Indra Baskara
Best Experience: Freemergency
Best Design: DIF Games
Student Award: VictoryUM
Selamat untuk para pemenang! Yang belum menang jangan putus asa, bisa coba lagi tahun depan di COMPFEST!
Pantau terus informasi mengenai COMPFEST selanjutnya melalui akun media sosial Twitter kami @COMPFEST, Instagram kami @COMPFEST, dan situs kami http://www.compfest.id (Editorial Marketing /Diva)