Orang-orang di balik GO-JEK dikenal sebagai GO-TROOPS. Orang-orang ini merupakan pekerja keras yang pantang menyerah, seru, dan selalu semangat untuk mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaannya. Berikut adalah jumlah dari TROOPS GO-JEK!
“Saya menggunakan layanan GO-JEK setiap hari, tapi sebenarnya siapa sih yang ada di balik GO-JEK?”
Apakah pertanyaan tersebut pernah muncul di benak kalian?
GO-JEK sangat senang ketika mengetahui bahwa jumlah pertumbuhan karyawannya selama tujuh setengah tahun terakhir ini dapat dibandingkan dengan perusahan-perusahan serupa lainnya di Silicon Valley. Sampai Juni 2018, terdapat sejumlah 1894 GO-TROOPS aktif di Indonesia, India, dan Singapore.
Ada titik pertumbuhan yang cukup besar pada tahun kelima, bersamaan dengan dirilisnya aplikasi GO-JEK. Saat ini, ada 60 departemen di GO-JEK dengan 52 kantor cabang di seluruh Indonesia.
Menurut statistik jumlah GO-TROOP GO-JEK, sekitar 31% pemimpin dari GO-JEK merupakan perempuan, mulai dari SVP Business Intelligence and Growth, Crystal Widjaja, Chief Human Resource Officer, Monica Oudang, Chief Commercial Expansion, Catherine Hindra Sutjahyo, VP Dynamic Culture Sam Diah, dan Chief Corporate Affairs, Nila Marita.
GO-JEK merasa beruntung dan bangga mengetahui bahwa pemimpin perempuannya menambah diversitas pemikiran, memungkinkan lebih banyak pengetahuan dan pertumbuhan individual (Jika kalian ingin mengetahui lebih banyak mengenai mereka, kalian bisa melihat video-video GO-LEARN!)
GO-JEK mendukung inisiatif yang memajukan perempuan dalam peran pemimpin, terutama di bidang STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics). Sebagai contoh, baru-baru ini, Anbita Nadine Siregar, salah satu Product Engineer di GO-JEK, meluncurkan Generation Girl bersama Crystal Widjaja dan Vania Alfitri – organisasi non-profit yang menyediakan kelas-kelas untuk perempuan dari usia 12 hingga 16 tahun belajar mengenai STEM.
Engineer perempuan GO-JEK juga sangat semangat untuk berbagi pemikiran mereka mengenai teknologi. Arlinda Juwitasari, salah satu dari Product Managers GO-JEK mengatakan, “There are several things to keep in mind if you want to learn tech skills; the first is to hone your logic and the second is to strengthen your curiosity towards the development of tech.”
Rata-rata usia dari GO-TROOP adalah 28 tahun, tetapi yang paling muda berusia 18 tahun dan yang paling tua berusia 63 tahun. Di GO-JEK, mereka percaya bahwa walaupun tidak ada hal lain yang bisa menggantikan pengalaman, usia itu hanyalah angka.
Rata-rata usia dari pemimpin adalah 30 tahun. Pemimpin-pemimpin GO-JEK memiliki banyak pelajaran mengenai kehidupan dan mereka juga sering berbagi cerita inspirasional. Ramda Yanurzha menemukan panggilan hidupnya setelah dia drop out dari salah satu universitas paling terkenal di Indonesia dan Dian Rosanti mengerti arti sebenarnya dari keluarga ketika dia menjadi SVP Product Management GO-JEK.
Menurut Gallup Daily, pekerja yang berpartisipasi aktif merupakan pekerja yang terlibat, antusias dan berkomitmen terhadap pekerjaan dan tempat mereka bekerja. GO-JEK senang untuk mengumumkan bahwa dari Employee Experience Survey (2018) yang dilakukan, 82% dari GO-TROOPS bangga menjadi bagian dari GO-JEK dan 96% akan merekomendasikan teman-teman mereka untuk bekerja di GO-JEK.
Lima alasan utama untuk tetap di GO-JEK adalah kebebasan dan fleksibilitas, kesempatan untuk belajar lebih banyak, brand GO-JEK sendiri, kesempatan karir dan rasa telah berdampak bagi orang banyak. Sebagian dari hal ini merupakan filosofi yang disebutkan oleh Aristiwidya Bramantika, SVP of People and Culture, bahwa di GO-JEK, “Career is not a ladder, but a jungle gym.”
GO-JEK mendukung diversitas dan rasa hormat terhadap satu sama lain selagi bekerjasama untuk membuat perubahan. Kalian mungkin telah mendengar bahwa GO-JEK sedang meluaskan jangkauan secara regional, untuk lebih spesifik, di daerah Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. GO-JEK sangat bersemangat mengenai hal ini karena ekspansi internasional GO-JEK akan menambahkan lebih banyak diversitas ke dalam organisasinya.
GO-JEK menyambut siapa saja, asalkan semangat untuk belajar dan memiliki passion untuk membuat perubahan, tidak peduli jenis kelamin, usia, sifat, atau background.
Diversitas dalam GO-JEK tidak terbatas oleh demografi. Mereka juga memiliki diversitas dalam pemikiran, kekuatan, dan sifat yang membentuk budaya secara positif.
GO-JEK bangga akan progress yang sudah dibuat, tetapi juga berkomitmen untuk memajukan diri dalam hal-hal lain yang bisa dilakukan secara lebih baik.
CEO GO-JEK mengatakan:
Tertarik untuk berpartisipasi dalam budaya yang dinamis dan dipenuhi diversitas? Cari tahu lebih banyak dan daftar disini.
*Data yang ditunjukkan tidak termasuk sister company dari GO-JEK. (Midtrans, Spots, Mapan, dan Loket)
Ilustrasi: Artisa Tumiwa
Terjemahan: Nabila