COMPFEST X, Depok – Pada hari Sabtu (15/9) dan Minggu (16/9), final kompetisi Indie Game Ignite atau IGI telah dilaksanakan di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Kompetisi IGI tahun ini diisi oleh dua rangkaian acara, yaitu Indie Camp pada hari Sabtu dan presentasi dari para finalis IGI serta Awarding Night pada hari kedua. Indie Camp tahun ini mendatangkan dua pembicara profesional dari industri game di Indonesia.
Pada hari pertama rangkaian acara kompetisi Indie Game Ignite, acara diisi dengan Indie Camp. Indie Camp tahun ini mengundang dua pembicara profesional di bidang industri game untuk menyampaikan seminar. Seminar pertama disampaikan oleh Josep Immanuel, seorang Technical Lead di Melon Gaming, sementara seminar kedua disampaikan oleh Rudy Rachmat Indrawanto, CEO & Founder dari Vifth Floor.
Acara Indie Camp dimulai dengan seminar pertama yang bertajuk “Game Engine In A Nutshell.” Pembicara memiliki latar belakang Business App sebelum memulai karir di dunia Indie Game, khususnya di Game Engine. Seminar ini dipisah menjadi dua segmen. Pada segmen pertama, pembicara menyampaikan materi berupa modul-modul yang ada di Game Engine.
Kemudian pada segmen kedua, pembicara menyampaikan “History Of Game Engine,” dimana tahun 80-an adalah tahun yang menandakan cikal bakal munculnya Game Engine melalui game legendaris, yaitu Pinball. Selain itu, pembicara juga menyampaikan tips bagaimana memilih Game Engine yang cocok untuk para Indie Game developer.
Kemudian rangkaian acara dilanjutkan dengan exhibition dari para finalis kompetisi IGI sebelum memulai seminar kedua. Exhibition ini bertujuan agar khalayak umum dapat mencoba demo dari game-game yang ditawarkan oleh finalis kompetisi Indie Game Ignite. Exhibition ini mendapatkan respon positif dari pengunjung yang hadir. Tampak juga antusiasme dari para peserta kompetisi IGI yang mencoba demo game satu sama lain, juga antusiasme dari pengunjung exhibition.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan seminar yang disampaikan oleh Rudy Rachmat Indrawanto. Pada seminar sesi kedua ini pembicara menyampaikan topik “Game as a Business”. Pembicara menyampaikan tips-tips untuk memasarkan Indie Game di pasar industri kini, salah satunya adalah membuat game yang mana developer sudah familiar dengan target pasarnya. Pembicara juga menjelaskan dua jenis alasan umum untuk menjadi game developer, yaitu Passion Project dan Career/business. “Your game content is one of the best marketing assets,” tambah Kak Rudy sekaligus menutup seminar sesi dua kali ini.
Hari kedua dari final IGI diisi dengan presentasi dari 15 tim finalis IGI. Tim-tim finalis akan mempresentasikan game buatan mereka ke hadapan para juri. Selanjutnya, akan ada Awarding Night sekaligus pengumuman pemenang IGI.
Pada tahap final IGI Competition, setiap kelompok diberi waktu 20 menit untuk mempresentasikan konsep mereka kepada juri, termasuk demo game tersebut dan diakhiri oleh sesi tanya jawab. Finalis juga diberi kesempatan untuk menayangkan background story dan trailer dari game buatan mereka. Henry Setiana (CTO Mintsphere) sebagai salah satu juri pada IGI tahun ini mengakui dengan adanya Indie Game Ignite, kreativitas anak-anak Indonesia dapat tersalurkan. Beliau juga melihat adanya potensi anak-anak muda Indonesia dalam pengembangan Indie Game. Beliau berharap untuk kedepannya COMPFEST dapat terus mengembangkan potensi-potensi anak muda Indonesia.
Setelah sesi presentasi dari para finalis, juri melakukan penilaian yang mencakup beberapa aspek, yaitu Game Mechanic, Visual, Audio, Game Design, Game Experience, serta penyajian presentasi dari masing-masing tim. Setelah para juri melakukan penilaian, diputuskan para pemenang untuk masing-masing kategori.
Rangkaian acara selanjutnya adalah Awarding Night di Auditorium Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.
Kategori-kategori pemenang yang diberikan adalah Best Game Experience yang dimenangkan oleh Tim Black Fox Studio dengan game bernama Juru Parkir, Best Game Design oleh Tim Gleo Games dengan game mereka Casino Quest, Best Visual oleh Tim Eggion dengan game bernama Darkness Of Hope, Best Sound oleh Tim Olock dengan game mereka Kroma, Best Mechanic oleh Tim The Slitrians dengan game mereka Slitron, kategori Student Award dimenangkan oleh Darryl dengan game bernama Starving In Space, dan kategori Game Of The Year dimenangkan oleh Tim TicTech dengan game mereka Ayaskara.
Awarding Night menjadi acara penutup pada rangkaian acara Indie Game Ignite COMPFEST X. Selamat kepada para pemenang dan nantikan kompetisi Indie Game Ignite di COMPFEST selanjutnya! Ikuti perjalanan COMPFEST X melalui media sosial kami di Instagram @COMPFEST, Twitter @COMPFEST dan situs utama kami compfest.web.id. (Press/Saffa)