COMPFEST X, Jakarta Selatan – Hari Sabtu (25/8) Startup Academy hari kedua dilaksanakan. Pada hari ini, para peserta kembali membahas tentang startup secara lebih mendalam. Kegiatan diawali dengan materi tentang “Validated Learning” oleh Wahyu Rismawan selaku CEO dari YAWME.
Kak Wahyu menjelaskan tentang langkah – langkah untuk memvalidasi ide. Langkah pertama yaitu mendokumentasikan Plan A atau ide awal. Langkah ini bisa dibantu dengan menggunakan beberapa tools. Tools yang sering digunakan yaitu Business Model Canvas dan Lean Canvas. Kak Wahyu menerangkan bahwa startup biasanya lebih memilih memakai Lean Canvas karena berfokus ke permasalahan dan solusi yang ada. Langkah kedua yaitu mengidentifikasi bagian yang paling beresiko dan langkah ketiga melakukan tes dari plan yang ada secara sistematis. Dalam langkah ini, Kak Wahyu menjelaskan agar berpegang kepada experiment principle. Experiment principle ini terdiri dari learning, speed, dan focus.
“Buat temen-temen yang mulai bikin startup, pertama jangan langsung eksekusi tapi mulai dari validasi, fokus (untuk) cintai problem-nya bukan cintai solusinya. Keep fighting on it. Dan yang terpenting terus belajar”, saran dari Kak Wahyu untuk Futurist yang ingin mulai mengembangkan startup.
Setelah mendapatkan bekal materi, para peserta dipersilahkan untuk melakukan kegiatan Get Out of The Building. Pada kegiatan ini peserta akan melakukan validasi ide dengan mewawancarai calon customer yang sesuai dengan target market mereka masing-masing. Peserta dibebaskan untuk melakukan wawancara dimanapun mereka inginkan sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh panitia. Setelah kembali ke menara BTPN, para peserta dipersilahkan untuk ISHOMA.
Selanjutnya, kegiatan disambung dengan materi “Minimum Viable Product” atau MVP dari Vikra Ijas selaku CPO dari Kitabisa.com. Disini Kak Vikra dan peserta mencoba menggunakan tool Javelin Board sembari menceritakan sedikit tentang ide dan tipe customer dari tiap tim. Para peserta mencoba untuk menspesifikasi customer dan permasalahan yang ada. Setelah belajar menggunakan Javelin, Kak Vikra membahas tentang Lean Startup dan MVP lebih mendalam. Kak Vikra juga memberikan beberapa contoh MVP yang baik seperti explainer video, buffer, concierge MVP, dan wizard MVP. Selain itu, para peserta mencoba menggunakan Value Proposition Canvas.
“Ketika memilih partner, lebih mindfull aja, pilihlah partner yang memiliki misi yang sama dengan kita. Bukan hanya terpaku pada pribadi yang sama. Selain itu akan lebih baik jika skill-nya saling melengkapi. Dan yang terakhir adalah partner yang situasinya memungkinkan untuk commit bersama-sama dan jangan lupa black and white-nya” ujar Kak Vikra mengenai tips untuk Futurist yang masih bingung untuk memilih partner terbaik dalam membuat startup.
Setelah beristirahat, para peserta melaksanakan sesi mentoring dengan para mentor yang berpengalaman dibidangnya. Disini para peserta dipersilahkan bertanya dan berkonsultasi permasalahan yang ada pada startup yang telah mereka rencanakan. Konsultasi ini akan mereka gunakan untuk memperbaiki rencana yang ada sehingga siap untuk dipresentasikan pada esok harinya. Kegiatan ini berlangsung hingga peserta merasa cukup dengan mentoring yang ada.
Kegiatan Startup Academy hari kedua diakhiri dengan penutupan dan kembalinya para peserta ke penginapan. Ikuti perjalanan COMPFEST X melalui media sosial kami di Instagram @COMPFEST, Twitter @COMPFEST dan situs utama kami compfest.web.id. (Press/Dela).